HAKIKAT
BELAJAR
MODUL
BAHAN AJAR PGSD
A. PENDAHULUAN
Bagian ini mendeskripsikan beberapa
pokok materi khususnya yang berkenaan dengan hakikat belajar dan pembelajaran
termasuk di dalamnya adalah teori tentang belajar, konsep belajar, teori/konsep
mengajar dan akhirnya mengupas mengenai pembelajaran itu sendiri.
Melalui bahan ajar cetak ini Anda akan
dipandu untuk melakukan tahapan aktivitas pembelajaran secara bertahap. Panduan
tersebut akan mulai dari informasi untuk memahami tahapan pembelajaran dengan
bahan ajar cetak (BAC) ini, kemudian Anda membaca petunjuk pengerjaan BAC, memahami
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh Anda, kemudian Anda juga harus
menyelesaikan sejumlah kegiatan belajar, selanjutnya Anda harus mengerjakan
latihan dan Tes Formatif yang sudah disediakan. Jika Anda telah mencapai batas
skor minimal yang ditetapkan maka selanjutnya Anda diperbolehkan untuk
mempelajari materi pada BAC selanjutnya, jika belum maka anda diharapkan mengulang
mempelajari kembali materi yang belum Anda kuasai.
Berdasarkan deskripsi di atas maka BAC ini terdiri dari 3 kegiatan belajar,
dengan rincian sebagai berikut :
1.
Kegiatan Belajar-1 membahas mengenai
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.
Kegiatan Belajar-2 membahas mengenai
Komponen Pembelajaran,
3.
Kegiatan Belajar-3 membahas mengenai
Prinsip-prinsip Pembelajaran.
Setelah mempelajari ketiga kegiatan
belajar tersebut, maka diharapkan Anda mampu untuk:
a.
Menganalisis hakikat belajar dan
pembelajaran sebagai konsep yang utuh sebagai dasar untuk memahami materi
mengenai Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.
b.
Mengidentifikasi komponen-komponen
pembelajaran dan memahami secara komprehensif keterkaitan berbagai komponen
tersebut dalam pembelajaran.
c.
Mampu menerapkan prinsip-prinsip dalam
pembelajaran yang menjadi pijakan dalam penentuan prinsip-prinsip pengembangan
bahan ajar.
KEGIATAN BELAJAR-1.
B. Hakikat Belajar
Hakikat Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana,
1989:28). Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Surya, 1979:28) menyatakan, “Learning may be defined as the process by which
a relavitely enduring change in behaviour occurs as result of exprience or practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa
indikator belajar ditunjukkan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa “Belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu
pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Contoh
lain, sebut saja Andi, yang tadinya
tidak dapat membaca menjadi dapat membaca adalah karena Andi sudah belajar
membaca, demikian pula halnya anak SD menjadi pintar matematika, bahasa, IPA, IPS
kalau anak itu rajin belajar bidang studi tersebut.
Tentu Anda jadi bertanya, kalau begitu
apa hakekat belajar itu? Menurut Gagne (1984), belajar adalah suatu proses di
mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Winataputra
dkk, 1997, 23). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam
belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman.
a.
Belajar terjadi karena adanya proses
Belajar adalah proses
mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seorang dikatakan
belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan
itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang
bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan
siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran
dan perasaan siswa. Sebagai contoh, siswa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan
guru, berdiskusi, memecahkan soal matematika, melaporkan hasil kerja, membuat
rangkuman, adalah gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan manifestasi dari adanya aktivitas mental
(berpikir dan merasakan). Bagaimana bila siswa hanya duduk saja pada saat guru
menjelaskan pelajaran? Apakah dapat dikategorikan sebagai belajar? Jawabnya
adalah apabila siswa tersebut duduk sambil menyimak penjelasan guru, maka dapat
diktegorikan sebagai belajar. Tetapi apabila siswa hanya duduk namun pikiran
dan perasaannya melayang-lanyang atau melamun di luar pelajaran yang dijelaskan
guru, maka siswa tersebut tidak sedang belajar, tetapi sedang melamun. Tetapi
perlu dicatat, bahwa belajar tidak hanya dengan mendengarkan penjelaskan guru
saja (tidak harus ada yang mengajar), karena belajar dapat dilakukan siswa
dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Misalnya dengan mengamati demonstrasi guru, mencoba
sendiri, mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan persoalan,
mengerjakan soal, membaca sendiri dan sebagainya. Belajar hendaknya diarahkan
pada melakukan aktivitas mental pada kadar yang tinggi. Belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (Arief Sadiman, 1986;1) Coba
anda bandingkan dan tentukan mana di antara kegiatan belajar berikut ini yang
memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi.
1)
Yulia sedang menyimak penjelasan guru
secara seksama, kemudian bertanya mengenai materi yang tidak dipahami;
2)
Andi dan Lia sedang mendiskusikan
materi baru dengan dua temannya secara serius.
3)
Rio melakukan eksperimen tentang
pentingnya udara bagi hidup manusia.
Jawabannya kegiatan
belajar ke dua dan ke tiga merupakan kegiatan belajar yang berkadar aktivitas
mental tinggi, Karena siswa menyampaikan argumentasi argumentasi dalam
berdiskusi menggunakan proses berpikir (mental) yang kompleks. Sedangkan yang
pertama kadar pembelajaran rendah karena siswa hanya diminta untuk mengingat
saja apa yang disampaikan gurunya.
b.
Belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku.
Hasil belajar akan
nampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan
mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan
dan keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah
pula. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
Perubahan perilaku karena faktor kematangan, karena lupa, atau karena minum
minuman keras bukan termasuk sebagai hasil belajar, karena bukan perubahan dari
hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan), dan tidak terjadi proses
mental emosional dalam beraktivitas. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan
dengan kemampuan intelektual manusia, antara lain: kemampuan mengingat (knowledge),
memahami (comprehension), menerapkan (application), menganalisis (analysis),
mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create). Domain afektif berkaitan
dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai
nilai-nilai yang dapat membentuk sikap seseorang. Domain psikomotorik berkaitan
dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik (gerakan fisik).
Pada pembelajaran, perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang ingin dicapai
ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompetensi
yang ingin dicapai dengan segala indikatornya. Contoh rumusan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran: “Siswa dapat mengubah
pecahan biasa ke dalam bentuk pecahan desimal dan mengurutkannya” Kata dapat mengubah merupakan perilaku hasil belajar yang akan
dicapai dalam pembelajaran. Silahkan Anda mencoba merumuskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang lain.
Diskusikan hasilnya dengan rekan sesama mahasiswa atau kolega Anda
sesama guru SD
c.
Hasil belajar diperoleh dari
pengalaman
Belajar adalah
mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik
adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk alam sekitar
(natural/alamiah) maupun dalam bentuk hasil ciptaan manusia (cultural/budaya).
Macam-macam lingkungan fisik yang bersifat alamiah antara lain pantai, hutan,
sungai, udara, air, dan sebagainya. Bersifat budaya adalah buku, media pembelajaran,
gedung sekolah, perabot sekolah, dan sebagainya. Adapun lingkungan sosial siswa
di antaranya guru, orang tua, pustakawan, pemuka masyarakat, kepala sekolah. Lingkungan
pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk
belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat peraga tentu kurang
merangsang/menantang siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang
perkembangan intelektualnya masih membutuhkan alat peraga untuk memudahkan penjelasan
dan pemahaman berbagai konsep yang abstrak sifatnya. Semua lingkungan yang
diperlukan untuk belajar siswa ini harus dirancang secara utuh agar sebagai
bahan belajar agar proses pembelajaran menjadi efektif. Belajar dapat dilakukan
melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung. Siswa yang
melakukan eksperimen adalah contoh belajar dengan pengalaman langsung.
Sedangkan siswa yang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca
buku adalah contoh belajar melalui pengalaman tidak langsung. Coba Anda
tetapkan mana kegiatan belajar berikut ini yang merupakan pengalaman langsung
dan tidak langsung.
1)
Siswa kelas IV sedang mengamati
permukaan air dalam sebuah bejana berhubungan, untuk mengetahui salah satu
sifat air.
2)
Siswa kelas III sedang mendeng arkan
penjelasan guru tentang bagaimana proses terjadinya gerhana matahari dan
bulan.
3)
Siswa kelas I SD belajar menghitung
penjumlahan dan pengurangan 1 – 10 menggunakan jari-jari tangannya.
4)
Dalam kunjungan di tempat bersejarah,
siswa kelas V SD mendapat penjelasan dari juru kunci (penjaga) tentang sejarah
tempat yang dikunjungi tersebut.
Dari
keempat tugas latihan tersebut, jelas tugas pertama dan ketiga merupakan
pengalaman langsung, sedang tugas kedua dan keempat merupakan pengalaman tidak
langsung. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang
menyangkut pengertian belajar sebagai berikut.
1)
Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan
yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur
hidup. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
2)
Hasil belajar ditujukan dengan
aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
3)
Adanya peranan kepribadian dalam
proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
4)
Hasil belajar terjadi karena adanya
perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Beberapa
ahli pendidikan menguraikan terjadinya proses belajar (Bigge, 1982; Willis
1986: 20; dan Crow & Crow dalam Surya, 1979:32). Proses belajar terjadi
apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan
diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan
yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuaian diri mengatasi
rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa
yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah
laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan. Belajar
merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur
utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai
sumber pendorong, dan situasi belajar yang memberikan kemungkinan terjadinya
kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau perbuatan
belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Mengenai jenis
perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs, (1988:105),
menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan dalam bentuk tingkah
laku dalam aspek a) kemampuan membedakan; b) konsep kongkrit; c) konsep
terdefinisi; d) nilai; e). nilai/aturan tingkat tinggi; f) strategi kognitif;
g) informasi verbal; h) sikap ; dan i) Keterampilan motorik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar