Sabtu, 26 November 2011

HAKIKAT BELAJAR

HAKIKAT BELAJAR 
MODUL BAHAN AJAR PGSD

A.  PENDAHULUAN
  
Bagian ini mendeskripsikan beberapa pokok materi khususnya yang berkenaan dengan hakikat belajar dan pembelajaran termasuk di dalamnya adalah teori tentang belajar, konsep belajar, teori/konsep mengajar dan akhirnya mengupas mengenai pembelajaran itu sendiri.
Melalui bahan ajar cetak ini Anda akan dipandu untuk melakukan tahapan aktivitas pembelajaran secara bertahap. Panduan tersebut akan mulai dari informasi untuk memahami tahapan pembelajaran dengan bahan ajar cetak (BAC) ini, kemudian Anda membaca petunjuk pengerjaan BAC, memahami kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh Anda, kemudian Anda juga harus menyelesaikan sejumlah kegiatan belajar, selanjutnya Anda harus mengerjakan latihan dan Tes Formatif yang sudah disediakan. Jika Anda telah mencapai batas skor minimal yang ditetapkan maka selanjutnya Anda diperbolehkan untuk mempelajari materi pada BAC selanjutnya, jika belum maka anda diharapkan mengulang mempelajari kembali materi yang belum Anda kuasai.
  Berdasarkan deskripsi di atas maka BAC ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, dengan rincian sebagai berikut :
1.   Kegiatan Belajar-1 membahas mengenai Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.   Kegiatan Belajar-2 membahas mengenai Komponen Pembelajaran,
3.   Kegiatan Belajar-3 membahas mengenai Prinsip-prinsip Pembelajaran.
Setelah mempelajari ketiga kegiatan belajar tersebut,  maka diharapkan Anda  mampu untuk:
a.   Menganalisis hakikat belajar dan pembelajaran sebagai konsep yang utuh sebagai dasar untuk memahami materi mengenai Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.
b.   Mengidentifikasi komponen-komponen pembelajaran dan memahami secara komprehensif keterkaitan berbagai komponen tersebut dalam pembelajaran.
c.   Mampu menerapkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang menjadi pijakan dalam penentuan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar.
KEGIATAN BELAJAR-1.

B.  Hakikat Belajar
Hakikat Belajar 
Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan  proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989:28). Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Surya, 1979:28) menyatakan, “Learning may be defined as the process by which a relavitely enduring change in behaviour occurs as result of exprience or practice”.  Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditunjukkan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Contoh lain, sebut saja Andi,  yang tadinya tidak dapat membaca menjadi dapat membaca adalah karena Andi sudah belajar membaca, demikian pula halnya anak SD menjadi pintar matematika, bahasa, IPA, IPS kalau anak itu rajin belajar bidang studi tersebut. 
Tentu Anda jadi bertanya, kalau begitu apa hakekat belajar itu? Menurut Gagne (1984), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Winataputra dkk, 1997, 23). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman. 
a.   Belajar terjadi karena adanya proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Sebagai contoh, siswa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi, memecahkan soal matematika, melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, adalah gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan manifestasi dari adanya aktivitas mental (berpikir dan merasakan). Bagaimana bila siswa hanya duduk saja pada saat guru menjelaskan pelajaran? Apakah dapat dikategorikan sebagai belajar? Jawabnya adalah apabila siswa tersebut duduk sambil menyimak penjelasan guru, maka dapat diktegorikan sebagai belajar. Tetapi apabila siswa hanya duduk namun pikiran dan perasaannya melayang-lanyang atau melamun di luar pelajaran yang dijelaskan guru, maka siswa tersebut tidak sedang belajar, tetapi sedang melamun. Tetapi perlu dicatat, bahwa belajar tidak hanya dengan mendengarkan penjelaskan guru saja (tidak harus ada yang mengajar), karena belajar dapat dilakukan siswa dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dengan mengamati demonstrasi guru, mencoba sendiri, mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan persoalan, mengerjakan soal, membaca sendiri dan sebagainya. Belajar hendaknya diarahkan pada melakukan aktivitas mental pada kadar yang tinggi. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (Arief Sadiman, 1986;1) Coba anda bandingkan dan tentukan mana di antara kegiatan belajar berikut ini yang memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi.             
1)   Yulia sedang menyimak penjelasan guru secara seksama, kemudian bertanya mengenai materi yang tidak dipahami;
2)   Andi dan Lia sedang mendiskusikan materi baru dengan dua temannya secara serius.
3)   Rio melakukan eksperimen tentang pentingnya udara bagi hidup manusia.
Jawabannya kegiatan belajar ke dua dan ke tiga merupakan kegiatan belajar yang berkadar aktivitas mental tinggi, Karena siswa menyampaikan argumentasi argumentasi dalam berdiskusi menggunakan proses berpikir (mental) yang kompleks. Sedangkan yang pertama kadar pembelajaran rendah karena siswa hanya diminta untuk mengingat saja apa yang disampaikan gurunya.
b.   Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku.
Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Perubahan perilaku karena faktor kematangan, karena lupa, atau karena minum minuman keras bukan termasuk sebagai hasil belajar, karena bukan perubahan dari hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan), dan tidak terjadi proses mental emosional dalam beraktivitas. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia, antara lain: kemampuan mengingat (knowledge), memahami (comprehension), menerapkan (application), menganalisis (analysis), mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create). Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai yang dapat membentuk sikap seseorang. Domain psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik (gerakan fisik). Pada pembelajaran, perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang ingin dicapai ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompetensi yang ingin dicapai dengan segala indikatornya. Contoh rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran: “Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk pecahan desimal dan mengurutkannya” Kata dapat mengubah  merupakan perilaku hasil belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Silahkan Anda mencoba merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang lain.  Diskusikan hasilnya dengan rekan sesama mahasiswa atau kolega Anda sesama guru SD
c.   Hasil belajar diperoleh dari pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk alam sekitar (natural/alamiah) maupun dalam bentuk hasil ciptaan manusia (cultural/budaya). Macam-macam lingkungan fisik yang bersifat alamiah antara lain pantai, hutan, sungai, udara, air, dan sebagainya. Bersifat budaya adalah buku, media pembelajaran, gedung sekolah, perabot sekolah, dan sebagainya. Adapun lingkungan sosial siswa di antaranya guru, orang tua, pustakawan, pemuka masyarakat, kepala sekolah. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat peraga tentu kurang merangsang/menantang siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang perkembangan intelektualnya masih membutuhkan alat peraga untuk memudahkan penjelasan dan pemahaman berbagai konsep yang abstrak sifatnya. Semua lingkungan yang diperlukan untuk belajar siswa ini harus dirancang secara utuh agar sebagai bahan belajar agar proses pembelajaran menjadi efektif. Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung. Siswa yang melakukan eksperimen adalah contoh belajar dengan pengalaman langsung. Sedangkan siswa yang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku adalah contoh belajar melalui pengalaman tidak langsung. Coba Anda tetapkan mana kegiatan belajar berikut ini yang merupakan pengalaman langsung dan tidak langsung. 
1)   Siswa kelas IV sedang mengamati permukaan air dalam sebuah bejana berhubungan, untuk mengetahui salah satu sifat air. 
2)   Siswa kelas III sedang mendeng arkan penjelasan guru tentang bagaimana proses terjadinya gerhana matahari dan bulan. 
3)   Siswa kelas I SD belajar menghitung penjumlahan dan pengurangan 1 – 10 menggunakan jari-jari tangannya. 
4)   Dalam kunjungan di tempat bersejarah, siswa kelas V SD mendapat penjelasan dari juru kunci (penjaga) tentang sejarah tempat yang dikunjungi tersebut. 
Dari keempat tugas latihan tersebut, jelas tugas pertama dan ketiga merupakan pengalaman langsung, sedang tugas kedua dan keempat merupakan pengalaman tidak langsung. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut.
1)   Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
2)   Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
3)   Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
4)   Hasil belajar terjadi karena adanya perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan.

Beberapa ahli pendidikan menguraikan terjadinya proses belajar (Bigge, 1982; Willis 1986: 20; dan Crow & Crow dalam Surya, 1979:32). Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan. Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, dan situasi belajar yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Mengenai jenis perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs, (1988:105), menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan dalam bentuk tingkah laku dalam aspek a) kemampuan membedakan; b) konsep kongkrit; c) konsep terdefinisi; d) nilai; e). nilai/aturan tingkat tinggi; f) strategi kognitif; g) informasi verbal; h) sikap ; dan i) Keterampilan motorik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teknologi Pendidikan dan Esensinya

Istilah “teknologi” berasal dari bahasa yunani yaitu Technologis . Technie berarti seni, keahlian atau sains dan logis yang berarti il...